JAKARTA â Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertingginya setelah menyentuh 8.017,07 pada pukul 10.28 WIB, Jumat, 15 Agustus 2025.
Meskipun IHSG merosot 0,41% ke level 7.898,38 di akhir perdagangan Jumat, reli indeks dalam negeri ini mencetak kenaikan 4,84% dalam sepekanâsalah satu yang tertinggi di dunia.
Lonjakan IHSG ini mengalahkan beberapa indeks global ternama, misalnya, Nikkei 225 Jepang, yang mencatatkan lonjakan 3,73% pekan ini (11-15/8).
IHSG juga mencatatkan kenaikan tertinggi di Asia Tenggara, mengalahkan Vietnam, Malaysia, dan Thailang, yang kenaikannya hanya sekitar 1%.
IHSG juga kalah dengan Dow Jones Industrial Average Amerika Serikat (AS), yang naik 1,74%, di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh the Fed pada FOMC September mendatang.
Pencapaian IHSG di atas 8.000 juga terasa simbolis, mengingat bahwa Indonesia merayakan hari lahirnya yang ke-80 pada Minggu, 17 Agustus 2025.
Di sisi lain, melesatnya IHSG juga dibarengi dengan tren inflow asing ke pasar saham Indonesia yang berlanjut sejak pekan lalu.
Net buy pekan ini (11-15/8) mencapai US$7,6 juta atau Rp124,22 miliar, melanjutkan masuknya modal asing ke pasar saham lewat catatan net buy pekan sebelumnya (4-8/8) di level US$411,62 juta atau Rp6,7 triliun.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham premiumâseperti PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA)âmenjadi penggerak IHSG pekan ini dengan kontribusi 84,9 dan 69,2 poin.
Selain itu, terdapat pula dorongan dari big banksâPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)âyang kembali menarik asing.
Emiten lain yang menggerakkan IHSG beragam, mulai dari saham BUMN seperti PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), hingga saham grup Barito, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan grup Lippo, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT).